Minggu, 05 November 2023

Al-Mahdi dan Peristiwa Masjidil Haram 1979

 “AL-MAHDI AL-MUNTAZAR & PERISTIWA PENDUDUKAN MASJIDIL

Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah SWT dan Rasul-Nya sangat menantikan kemunculan sosok Al-Mahdi yang ditunggu-tunggu di akhir zaman kelak. Pasalnya, sosok inilah yang kemudian akan diutus oleh Allah SWT untuk melindungi orang-orang yang beriman dan bertaqwa dari fitnah Dajjal pada hari akhir yang sampai sekarang belum diketahui kapan terjadinya. Bahkan, sosok Al-Mahdi beberapa kali disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW, dimana beberapa sabda tersebut diantaranya menyebutkan bahwa Al-Mahdi kelak akan muncul apabila muka bumi ini telah dipenuhi oleh kezaliman dan kekufuran yang begitu besar. Ada juga sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa Al-Mahdi akan muncul di depan Ka’bah, dimana beliau akan berdiri di antara Rukun, Maqam Ibrahim, dan Hajar Al Aswad. Lantas, siapakah sebenarnya Al-Mahdi?

 

Rasulullah SAW bersabda:

الْمَهْدِيُّ مِنِّي أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى الْأَنْفِ يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ

Artinya: "Al Mahdi itu dari keturunanku, dahinya lebar dan hidungnya mancung, ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi pernah dipenuhi dengan kejahatan dan kezhaliman. Ia akan berkuasa selama tujuh tahun." (HR. Abu Dawud no.3736)

Dalam Islam, Al-Mahdi adalah seorang pemimpin atau khalifah yang dapat menyelamatkan manusia dari kesengsaraan dan ketidakadilan di akhir zaman, sebelum kiamat tiba. Dalam Al- Qur'an dan hadits, sosok Al-Mahdi dapat dilihat secara fisik dan diamati. Berikut ini adalah salah satu dalil Al-Qur’an tentang sosok Al-Mahdi yang disebutkan secara tidak langsung.

 

وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَ لَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَ لَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِيْ لاَ يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْئًا وَ مَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ

Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih untuk menjadikan mereka sebagai khalifah di muka bumi ini sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka sebagai khalifah, menyebarkan bagi mereka agama yang telah diridhainya untuk mereka secara merata dan menggantikan ketakutan mereka dengan rasa keamanan (sehingga) mereka dapat menyembah-Ku dan tidak menyekutukan-Ku. Barangsiapa ingkar setelah itu, merekalah orang-orang yang fasiq.” (Q.S. An-Nur: 55)

 

Dari Abu Sa’id al-Khudri R.A., Rasulullah SAW juga bersabda:

يَخْرُجُ فِيْ آخِرِ أُمَّتِـي الْمَهْدِيُّ؛ يُسْقِيْهِ اللهُ الْغَيْثَ، وَتُخْرِجُ اْلأَرْضُ نَبَاتَهَا، وَيُعْطِى الْمَالَ صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ الْمَاشِيَةُ، وَتَعْظُمُ اْلأُمَّةُ، يَعِيْشُ سَبْعًا أَوْ ثَمَانِيًا (يَعْنِي: حِجَجًا).

Artinya: “Pada akhir umatku akan keluar al-Mahdi. Allah menurunkan hujan kepadanya, bumi mengeluarkan tumbuhannya, harta akan dibagikan secara merata, binatang ternak melimpah dan umat menjadi mulia, dia akan hidup selama tujuh atau delapan (yakni, musim haji).” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak no.8716. Hadits ini merupakan hadits shahih menurut Sheikh Al-Albani).

 

Tanda-tanda dari kemunculan sosok Al-Mahdi memang sudah ditetapkan oleh Allah SWT dan disabdakan oleh Rasulullah SAW. Namun, seiring dunia sudah semakin mendekat kepada akhir zaman, berbagai fitnah yang ditakutkan oleh Rasulullah SAW mulai bermunculan, terutama fitnah berupa kemunculan Al-Mahdi palsu yang sudah pernah terjadi beberapa kali. Salah satunya yang terjadi pada sebuah peristiwa mengerikan di kota Mekkah dan menggemparkan umat Islam di seluruh dunia. Kala itu, pada tanggal 20 November 1979, bertepatan dengan 1 Muharram 1400 H, sekelompok pemberontak Islamis radikal dari kelompok “Ikhwan” yang dipimpin oleh seorang pria berjenggot hitam keturunan suku Badui bernama Juhayman al-Otaybi tiba-tiba mengeluarkan senjata api yang diselundupkan di dalam peti jenazah dan menyandera puluhan orang peziarah yang baru saja selesai melaksanakan salat Subuh berjama’ah di Masjidil Haram.

Pada detik-detik terjadinya peristiwa mengerikan itu, Juhayman bergerak maju ke depan Ka’bah, merebut mikrofon Imam, dan memerintahkan para pemberontak untuk mengunci pintu gerbang yang ada di setiap sisi Masjidil Haram dan juga mengambil posisi sebagai penembak jitu di atas menara-menara masjid. Para pemberontak yang berada di atas menara-menara masjid diperintahkan oleh Juhayman untuk menembak mati siapapun yang mencoba untuk menyerbu dan merebut kembali Masjid Suci tersebut. Juhayman memproklamirkan kakak iparnya, Muhammad bin Abdullah Al-Qahtani sebagai sosok Al-Mahdi yang ditunggu-tunggu. Juhayman dan para pemberontak yang berada di Masjidil Haram seketika memerintahkan para peziarah yang disandera untuk bersumpah setia kepada sosok Al-Mahdi yang dimaksud. Beberapa hari kemudian, polisi dan tentara Arab Saudi yang dikerahkan ke Masjidil Haram untuk membebaskan para peziarah yang disandera harus meregang nyawa tatkala mereka dibantai habis-habisan oleh Juhayman dan para pemberontak yang masih menduduki Masjid Suci tersebut selama 2 minggu berturut-turut.

 

Peristiwa mengerikan itu berakhir pada 4 Desember 1979. Pemerintah Arab Saudi mendapatkan angin segar setelah mereka menerima fatwa dari para ulama yang memperbolehkan pasukan militer untuk mengambil langkah “kekerasan” demi merebut kembali Masjidil Haram yang dikuasai oleh Juhayman dan para pemberontak Ikhwan. Tak lama setelah itu, pasukan militer Arab Saudi dengan bantuan dari pasukan komando anti-teror Prancis dan Pakistan dikerahkan dalam jumlah yang besar ke kota Mekkah. Helikopter, pesawat jet, dan kendaraan tempur lapis baja mulai membombardir posisi para pemberontak di Masjidil Haram. Sebagian besar peziarah yang disandera oleh Juhayman dan para pemberontak berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat dan baik-baik saja. Muhammad bin Abdullah Al-Qahtani, Al-Mahdi palsu yang diproklamirkan oleh Juhayman di depan Ka’bah juga tewas dalam baku tembak dengan pasukan militer Arab Saudi di Masjidil Haram. Juhayman dan para pemberontak Ikhwan yang melarikan diri ke ruangan basemen Masjidil Haram mulai terkepung dari segala arah. Mereka dilempari dengan gas beracun dari atas permukaan lantai Masjidil Haram yang sudah dilubangi. Juhayman dan para pemberontak Ikhwan yang tersisa berhasil ditangkap hidup-hidup dan dijatuhi hukuman pancung pada tahun 1980.

HARAM OLEH KELOMPOK IKHWAN TAHUN 1979”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar